Rabu, 31 Oktober 2012

Kisah Keranjang Batu Bara



Di Suatu sore yang indah, seorang cucu sedang berkunjung ke rumah kakeknya yang tenang dan asri di pinggiran sebuah hutan nan hijau. Sesampainya di sana, si cucu mendapati kakeknya sedang melakukan aktivitas sholat dan zikir. Demi menghormati si kakek, si cucu menunggunya hingga si kakek selesai.

Setelah si kakek selesai, si kakek berkata, “Eh, si cucu, ada apa gerangan yang membawamu kemari?”
Si cucu menjawab, “Ini kek, ada kiriman kue Pie (sebenarnya Cuma pisang goreng, namun agar terdengar keren, si cucu terbiasa menyebutnya “pie”) dari ibu.”

Rumah kakek tersebut tidak terlalu jauh dari rumah si cucu dan ibunya (anak si kakek), oleh karena itu terkadang si cucu suka main ke sana.

Kemudian si cucu bertanya, “kalo saya perhatikan, kakek barusan begitu menikmati aktivitas sholat dan zikir yang kakek lakukan, mengapa bisa seperti itu kek? Padahal kalo saya sendiri tidak kuat bila harus sholat lama-lama, apalagi ditambah zikir panjang seperti itu. sampai sekarang saya belum mengerti tentang keutamaan sholat dan zikir itu kek.”

Kakek menjawab, “kau ingin tahu mengapa?”
“Iya, kek,” jawab si cucu.
Kemudian si kakek mengambil sebuah keranjang besi, yang kemudian ia masukan beberapa bongkahan batu baru ke dalamnya hingga cukup penuh.


 
lalu si kakek mengatakan, “Sekarang coba kau ambilkan air di sungai menggunakan keranjang batu bara ini. niscaya kau akan mengetahui jawaban atas pertanyaanmu tadi.”

Tanpa berkomentar, Si cucu pun kemudian langsung melakukan sesuai dengan apa yang kakek perintahkan. Si cucu pergi ke dalam hutan, mencari-cari ke sana ke mari, untuk menemukan di mana sungai berada.
Setelah berjalan cukup lama, si cucu pun menyerah kemudian kembali ke rumah si kakek.

“Kek, saya sudah berputar-putar di dalam hutan, tapi tidak satu pun sungai yang ku temukan. Apa maksud kakek menyuruh saya melakukan hal seperti ini??” tanya si cucu sambil kelelahan.

“Maksud kamu yang apa??!!  Sungainya dari dulu ada di belakang rumah kakek ! mengapa kamu malah mondar-mandir di dalam hutan??! Memang kamu lupa ya?! ” si kakek bertanya balik.

“Astaghfirullah! Oh iya, maaf kek, saya lupa. sebentar kek, saya ambil dulu airnya.”
***
Kemudian si cucu pun pergi ke sungai yang ada di belakang rumah si kakek.
Setelah mengambil air di sungai, kemudian si cucu pergi kembali menemui kakek. Namun, sesampainya di hadapan kakek, keranjang batu bara tersebut tidak sedikitpun tersisa air.

“Yah kek, airnya ga ada, semuanya merembes keluar.” Kata si cucu.
“Lakukan lebih cepat lagi.” Pinta si kakek.

Lalu si cucu pergi lagi ke sungai dan mengambil air, kemudian cepat-cepat ia kembali ke rumah kakek. Namun sesampainya di sana, sekali lagi airnya tidak tersisa, karena sudah habis merembes keluar sepanjang perjalanan tadi.

Kemudian si kakek berkata, “Lakukan lebih benar lagi.”
Si cucu pun kembali lagi ke sungai, mengambil air lagi, kemudian kembali lagi ke rumah kakek. namun, sekali lagi isi air habis sama sekali.

Si kakek berkata, “Lakukan dengan penuh konsentrasi!”
Si cucu pun mencoba sekali lagi, mengambil air menggunakan keranjang, kemudian kembali lagi ke rumah dengan upaya sebisa yang mungkin ia lakukan. Namun, sekali lagi air tersebut telah merembes keluar semuanya, hingga tak ada sisa sama sekali.

Si cucu mengatakan, “Kek, saya sudah mencoba berkali-kali, namun hasilnya tetap saja sama, semua air telah habis merembes keluar sebelum sempat saya tiba di sini. Sekarang tolong jelaskan apa hikmah dari semua ini??”

Kakek menjawab, “Sekarang coba kamu perhatikan, keranjang tersebut, dan perhatikan batu bara yang ada di dalamnya.”

Kemudian, si cucu melihatnya, dan mendapati bahwa batu bara yang selama ini ia bawa di dalam keranjang, tanpa disadari telah tercuci bersih oleh air sungai yang selama ini ia ambil.

Si cucu seolah mulai mengerti dari apa yang telah si kakek perintahkan, wajahnya merekah tersenyum seketika itu juga, bagaikan mentari yang mulai bersinar di sebuah pagi yang cerah.
***
Lihat Cerita Lebih Banyak di Positif Healing Versi Wordpress

Label: ,

Teks berjalan dari kanan ke kiri Read more: http://warnainfo.blogspot.com/2012/04/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee.html#ixzz2r5opFK56